Limbah Minyak Mentah di Pali Ternyata Sudah Masuk Sumur Warga
RUBRIK, PALI – Limbah minyak mentah milik PT Pertamina Adera mulai meresap ke sumur dan meresahkan warga Purun, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Sumur yang biasa dipakai masyarakat untuk cuci dan minum selama ini mulai terkontaminasi oleh minyak mentah milik PT Pertamina yang diakibatkan kebocoran pipa akibat diduga korosi.
Menurut Dandi (30), salah satu warga Purun yang juga sumurnya kena limbah minyak mentah itu mengatakan, ada empat sumur yang saat ini terkontaminasi limbah minyak mentah.
Kejadian sumurnya mulai kena limbah itu pada pertengahan November 2017 lalu. Namun pihak perusahan belum ada upaya untuk melakukan ganti rugi.
“Jangankan ganti rugi, menguras sumur kamipun tidak dilakukan sampai saat ini. Menurut saya pihak perusahaan dalam hal ini PT Pertamina Adera tutup mata atas kejadian itu,” ujarnya, Selasa (1/5/2018).
Padahal dirinya sudah berulangkali melaporkan atas kejadian ini, namun pihaknya selalu diacuhkan oleh salah satu humas PT Pertamina Adera.
Ia mengatakan, pihak Pertamina baru memberikan batuan setelah warga mengancam akan melaporkan kejadian ini ke bupati.
“Nah barula kami ditanggapi oleh manajemen perusahaan, tak lama dari itu kami diberi bantuan air isi ulang untuk minum dan dipasangkan PAM darurat dan diberi tedmond untuk empat pemilik sumur,” imbuhnya.
Ia pun mengharapkan kepada pihak PT Pertamina mengganti rugi atas limbah yang sudah mencemari sumur warga
“Dan kami minta agar keempat sumur yang terkontaminasi oleh limbah minyak mentah itu agar dikuras dan dibersihkan, sehingga sumur kami bisa dipergunakan seperti biasa,” ujar Dandi.
Marsuan (45), korban limbah lainnya juga meminta diperhatikan secara serius karena sampai saat ini belum ada ketentuan dari pihak perusahaan untuk dilakukan ganti rugi.
“Kami takut atas kejadian ini, bagaimana tidak kejadian limbah minyak mentah masuk ke dalam sumur tersebut. Kami takut melakukan aktivitas seperti masak menghidupkan api. Limbah minyak mentah tersebut jika dibiarkan lama mengedap di sumur miliknya akan berpotensi menumbulkan kebakaran,” ujarnya Marsuan bernada kesal.
Diakui Marsuan, sejauh ini pihak Pertamina sudah memberikan batuan seperti air munum isi ulang. Namun ia tetap berharap kepada pihak Pertamina agar menguras sumur.
Sementara Ketua Lembaga Gerakan Peduli Lingkungan (LGPL) Edy Suprianto mengatakan, pencemaran ini tergolong berat.
“Jadi pencemaran krutkoil yang sudah menyebar dan ini kontaminasi terhadap tanahnya sudah luar biasa,” katanya.
Menurutnya, LGPL akan menuntut pihak perusahan untuk segera melakukan penanganan awal dan selanjutnya dilakukan reklamasi.
“Penanganan awal yang saya maksud untuk membuat batasan agar limbah tersebut tidak menyebar luas ke tempat lain, khawatir jika turun hujan limbah itu meresap ke dalam tanah dan bertambah luas,” pungkas Edy.(Purba)