Stok Solar Terbatas, Nelayan Lamtim Kebingungan
RUBRIK, LAMTIM – Keterbatasan Persedian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur tidak dapat memenuhi kebutuhan nelayan di pesisir Lampung Timur.
Akibat kondisi tersebut, banyak nelayan mendapatkan solar dengan cara mecari jasa orang lain dengan harga non subsidi. Hal itu dibenarkan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Alfian.
“Sehingga wajar sebagian nelayan mencari solar di SPBU dengan menggunakan jerigen melalui jasa orang lain, dan tentu pasti bukan harga subsidi, ” Terang Alfian.
Ketua HSNI Alfian juga menerangkan bahwa kuota solar yang dikirim dari PT. Pertamina ke SPBUN 28.198.02 Bina Mina Labuhan Maringgai hanya, 2 ton liter per hari, sementara jumlah kapal yang ada di Perairan Labuhan Maringgai sebanyak 1.434 kapal.
Untuk memenuhi kapal sebanyak 1.143 memerlukan solar sebanyak 4 ton liter perhari. Alfian mengatakan kapal berkekuatan mesin di bawah 7 GT perhari memerlukan solar 20 liter, sementara kapal berkekuatan mesin di atas 7 sampai 29 GT membutuhkan solar 200 liter setiap hari.
“Dalam catatan kami kapal berkekuatan dibawah 7 GT sebanyak 1.266 sementara kapal berkapasitas mesin 7 sampai 29 GT sebanyak 106 unit”.Kata Alfian.
Melihat kondisi persoalan solar di pesisir Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Alfian menghimbau seharusnya PT. Pertamina perlu menambah kuota solar untuk SPBUN Labuhan Maringgai, yang hanya mendapat jatah 50 pesen dari kuota yang dibutuhkan.
“SPBUN Labuhan Maringgai hanya mendapat 20 ton liter/hari, minimal Pertamina memberi tambahan 10 ton/hari, agar nelayan tidak kesulitan mencari solar untuk keperluan mencari nafkah”.Kata Alfian.
Masih kata Alfian, untuk memenuhi kebutuhan solar, nelayan yang tidak mendapatkan solar di SPBUN tentu mencari di SPBU yang tentu menambah biaya, sebab mereka (nelayan) menggunakan jasa orang lain untuk membeli solar di SPBU.(gs)
Link Video…https://youtu.be/xvmdyl1zrIg