Pupuk Kimia Semakin Langka, Sertani Lampung Tengah Adakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair Organik
RUBRIK, LAMPUNG TENGAH – Serikat Tani Indonesia (Sertani) Lampung Tengah menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri dengan bahan baku dari lingkungan sekitar.
Pelatihan yang diinisiasi oleh anggota DPD RI Anang Prihantoro itu dilakukan untuk menjawab kerisauan petani terkait kelangkaan pupuk kimia yang terus terjadi setiap tahun serta untuk mengubah paradigma petani agar tidak ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia serta mengurangi subsisidi pemerintah yang cukup besar.
Pembuatan pupuk cair organik yang diikuiti oleh peserta dari perwakilan kelompok tani dari Lampung Barat serta masyarakat sekitar ini diadakan di workshop milik Kasmin atau yang akrab disapa Bagong di Dusun Kalirandu, Kampung Selusuban, Kecamatan Terbanggibesar, Lampung Tengah, Selasa (28/3/2017).
Dalam pembuatan pupuk cair organik ini menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah rumah tangga seperti air cucian beras, buah-buahan, sayur-sayuran yang sudah busuk, urine manusia, kotoran ternak, protein nabati yang berasal dari keong, kerang, bekicot, dan sejenisnya.
Bahan-bahan tersebut harus melalui tahapan fermentasi selama empat puluh hari serta ditambahkan semacam mikroba cair yang didapatkan dari dinas pertanian agar mendapatkan kualitas pupuk cair yang bagus. Hal ini pun bisa dilakukan secara swadaya oleh para petani.
Menurut Anang Prihantoro menjelaskan, kegiatan ini berawal dari keluh kesah petani terkait kelangkaan pupuk, namun ada seorang petani seperti Pak Kasmin yang ingin belajar dan mencarikan jawaban untuk semua itu guna menjawab kebutuhan pupuk.
“Jika semakin banyak petani yang mau belajar dikalikan kebutuhannya dan dikalikan dengan jumlah pembuatan pupuk organik secara swadaya ini akan mengurangi subsidi dari pemerintah sebesar 50 sampai 60 persen. Ini merupakan solusi yang luar biasa bagi petani dan pemerintah harus terus mengawal pemberdayaan petani,” ijar Senator Senayan asal Lampung ini.
Ia menambahkan bahwa saat ini subsidi pemerintah sangat besar untuk pupuk, jika petani yang mempunyai kemampuan seperti Pak Bagong ini ada banyak maka ketergantungan petani akan pupuk dapat diatasi dan sumber daya manusia petani akan meningkat dan petani dapat mandiri.
Anang yakin, jika pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini terus digalakkan dan dikembangkan dapat mengurangi ketergantungan petani akan pupuk kimia dari pemerintah. Dengan begitu masyarakat petani akan lebih mandiri dan meningkat SDM-nya guna mengatasi permasalahan pertaniannya.(Ddy)